Keraton pada masa Sultan Alimuddin sebelum dibongkar dan diganti dengan istana beton yang kokoh.
Majalah: Bintang Hindia, 1906
Koleksi: Royal University of Leiden, The Netherlands
Aku tertegun
melihat foto-foto jaman dulu yang terpampang indah dilayar monitor
laptopku. Foto-foto tersebut tanpa sengaja baru aku temukan di dalam
sebuah folder bernama Kutai Kartanegara. Bisa jadi, foto-foto tersebut
memang bawaan yang telah ada di dalam laptop yang aku beli 1 tahun lalu.
Di dalam foto-foto tersebut menggambarkan tentang Kesultanan Kutai Kartanegara yang meliputi istana, keluarga raja, pernikahan dan juga pementasan orkes musik.
Memandang foto-foto tersebut memunculkan rasa decak kagum dihatiku. Aku seakan bisa merasakan suasana tempo dulu dari Kesultanan Kutai Kartanegara
dengan segala adat istiadatnya yang sangat kuat menonjolkan aspek
keislaman. Meski tidak dapat dipungkiri jua bahwa tradisi hindu pun
tetap ada pengaruhnya. Bisa dimaklumi karena dulunya Kesultanan Kutai Kartanegara aslinya adalah Kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang bernama Kerajaan Kutai Martadipura dan diperkirakan telah ada pada abad 4 Masehi.
Aku tidak tahu siapa pemilik foto-foto era Kesultanan Kutai Kartanegara
tersebut beserta artikel yang ia tulis dan tersimpan di dalam laptopku
tersebut. Yang jelas, foto-foto itu mengandung nilai sejarah yang sangat
berharga untuk dapat dinikmati oleh generasi berikutnya. Oleh karena
itu aku berinisiatif untuk menginformasikan dan mempublikasikannya di
blogku ini agar tidak lenyap begitu saja terlindas oleh modernitas
jaman. Semoga si pemilik foto mengijinkannya dan tidak berkeberatan.
Keraton pada masa Sultan Alimuddin lengkap dengan lambang kerajaan.
Landschapskantor
di Tenggarong pada tahun 1930. Bangunan kantor ini tinggal menjadi
kenangan dan telah didirikan sebuah bangunan baru untuk Kantor Badan
Pengawas Kab. Kutai di Jalan Diponegoro.
Landschapshospitaal Balikpapan
Foto kenangan Sultan Aji Muhammad Sulaiman bersama putra mahkota dan para menteri kerajaan.
Gambar
ilustrasi Sultan A.M. Sulaiman, putra mahkota dan para Menteri Kerajaan
pada buku karangan Carl Bock. Berdiri: Aji Pangeran Sosronegoro, Aji
Pangeran Sukmawira, Menteri Kedaton. Duduk: Sultan Aji Muh. Sulaiman dan
putra mahkota, Aji Alimuddin.
Sultan Aji Muhammad Sulaiman
Sultan Aji Muhammad Alimuddin (Sultan Kutai 1899-1910)
Lukisan Sultan Aji Muhammad Alimuddin.
Sultan Aji Muhammad Parikesit (1920-1960)
Foto kenangan Sultan Aji Muhammad Parikesit dan Aji Pangeran Kartanegara beserta istri.
Aji
Amir Hasanuddin (gelar Aji Pangeran Sosronegoro) dan isteri. Beliau
adalah pendiri Mesjid terbesar di kota Tenggarong yang kini dikenal
dengan nama Masjid Jami’ Hasanuddin.
Foto pernikahan putri ketiga Sultan Parikesit, Aji Putri Maha Dewi dengan Aji Mohd. Muhiddin, putra A.P. Ario Tjokro.
Pertunjukan musik Kraton Band. Tampak Sultan A.M. Parikesit (berdiri ditengah) sedang memainkan biola.
Lukisan
peristiwa penobatan Ratu Wilhelmina pada tahun 1898. Kalangan bangsawan
kerajaan di wilayah Nusantara turut hadir seperti yang terlihat dalam
lukisan ini; Aji Pangeran Mangkunegoro (1) dan Aji Pangeran Sosronegoro
(2) dari Kerajaan Kutai Kartanegara serta Raden Mas Kusumowinoto (3)
dari Surakarta.
Foto bersama kalangan bangsawan nusantara yang hadir pada saat penobatan Ratu Wilhelmina pada tahun 1898.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar