Sabtu, 30 Maret 2013

Sejarah kesultanan KUKAR

Keraton pada masa Sultan Alimuddin sebelum dibongkar dan diganti dengan istana beton yang kokoh. Majalah: Bintang Hindia, 1906 Koleksi: Royal University of Leiden, The Netherlands


Memandang foto-foto tersebut memunculkan rasa decak kagum dihatiku. Aku seakan bisa merasakan suasana tempo dulu dari Kesultanan Kutai Kartanegara dengan segala adat istiadatnya yang sangat kuat menonjolkan aspek keislaman. Meski tidak dapat dipungkiri jua bahwa tradisi hindu pun tetap ada pengaruhnya. Bisa dimaklumi karena dulunya Kesultanan Kutai Kartanegara aslinya adalah Kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang bernama Kerajaan Kutai Martadipura dan diperkirakan telah ada pada abad 4 Masehi.

Aku tidak tahu siapa pemilik foto-foto era Kesultanan Kutai Kartanegara tersebut beserta artikel yang ia tulis dan tersimpan di dalam laptopku tersebut. Yang jelas, foto-foto itu mengandung nilai sejarah yang sangat berharga untuk dapat dinikmati oleh generasi berikutnya. Oleh karena itu aku berinisiatif untuk menginformasikan dan mempublikasikannya di blogku ini agar tidak lenyap begitu saja terlindas oleh modernitas jaman. Semoga si pemilik foto mengijinkannya dan tidak berkeberatan.

Keraton pada masa Sultan Alimuddin lengkap dengan lambang kerajaan. Koleksi: J.R. Wortmann, Driebergen, The Netherlands

Landschapskantor di Tenggarong pada tahun 1930. Bangunan kantor ini tinggal menjadi kenangan dan telah didirikan sebuah bangunan baru untuk Kantor Badan Pengawas Kab. Kutai di Jalan Diponegoro. Koleksi: J.R. Wortmann, Driebergen, The Netherlands

Landschapshospitaal Balikpapan Koleksi: J.R. Wortmann, Driebergen, The Netherlands

Foto kenangan Sultan Aji Muhammad Sulaiman bersama putra mahkota dan para menteri kerajaan. Koleksi: J.R. Wortmann, Driebergen, The Netherlands

Gambar ilustrasi Sultan A.M. Sulaiman, putra mahkota dan para Menteri Kerajaan pada buku karangan Carl Bock. Berdiri: Aji Pangeran Sosronegoro, Aji Pangeran Sukmawira, Menteri Kedaton. Duduk: Sultan Aji Muh. Sulaiman dan putra mahkota, Aji Alimuddin. Dari: The Head-Hunters of Borneo, Carl Bock, 1881

Sultan Aji Muhammad Sulaiman

Koleksi: Donald P. Tick, Kepala Pusat Dokumentasi Sejarah2 Kerajaan di Indonesia (PUSAKA), Vlaardingen, The Netherlands

Sultan Aji Muhammad Alimuddin (Sultan Kutai 1899-1910) Koleksi: Donald P. Tick, Kepala Pusat Dokumentasi Sejarah2 Kerajaan di Indonesia (PUSAKA), Vlaardingen, The Netherlands

Lukisan Sultan Aji Muhammad Alimuddin. Dari: River of Gems: A Borneo Journal, Lorne Blair and Rio Helmi, Image Network Indonesia, 1991.

Sultan Aji Muhammad Parikesit (1920-1960) Koleksi: Donald P. Tick, Kepala Pusat Dokumentasi Sejarah2 Kerajaan di Indonesia (PUSAKA), Vlaardingen, The Netherlands

Foto kenangan Sultan Aji Muhammad Parikesit dan Aji Pangeran Kartanegara beserta istri. Koleksi: Donald P. Tick, Kepala Pusat Dokumentasi Sejarah2 Kerajaan di Indonesia (PUSAKA), Vlaardingen, The Netherlands

Aji Amir Hasanuddin (gelar Aji Pangeran Sosronegoro) dan isteri. Beliau adalah pendiri Mesjid terbesar di kota Tenggarong yang kini dikenal dengan nama Masjid Jami’ Hasanuddin. Koleksi: Donald P. Tick, Kepala Pusat Dokumentasi Sejarah2 Kerajaan di Indonesia (PUSAKA), Vlaardingen, The Netherlands

Foto pernikahan putri ketiga Sultan Parikesit, Aji Putri Maha Dewi dengan Aji Mohd. Muhiddin, putra A.P. Ario Tjokro. Repro: Donald P. Tick, 2002 Majalah: Pandji Poestaka, 1938 Koleksi: Royal University of Leiden, The Netherlands

Pertunjukan musik Kraton Band. Tampak Sultan A.M. Parikesit (berdiri ditengah) sedang memainkan biola. Repro: Donald P. Tick, 2002 Majalah: Pandji Poestaka, 1938 Koleksi: Royal University of Leiden, The Netherlands

Lukisan peristiwa penobatan Ratu Wilhelmina pada tahun 1898. Kalangan bangsawan kerajaan di wilayah Nusantara turut hadir seperti yang terlihat dalam lukisan ini; Aji Pangeran Mangkunegoro (1) dan Aji Pangeran Sosronegoro (2) dari Kerajaan Kutai Kartanegara serta Raden Mas Kusumowinoto (3) dari Surakarta. Koleksi: Donald P. Tick, Kepala Pusat Dokumentasi Kerajaan2 di Indonesia (PUSAKA), Vlaardingen, The Netherlands

Foto bersama kalangan bangsawan nusantara yang hadir pada saat penobatan Ratu Wilhelmina pada tahun 1898. Duduk dari kiri ke kanan: Aji Pangeran Mangkunegoro (Kutai), Pangeran Ario Mataram (Surakarta), Sultan Hassim Abduljalil Saifuddin (Siak), Aji Pangeran Sosronegoro (Kutai) Berdiri dari kiri ke kanan: Putera P. Ario Mataram (Surakarta), Kol. H.H.Dob, Raden Mas Kusumowinoto (Surakarta, pimpinan rombongan bangsawan nusantara), Raden Panji Puspo Admojo (sepupu Susuhunan Surakarta), Kol. G.A. Schouten, Kol. G.A. van de Roemer, Putera P. Ario Mataram (Surakarta)

Koleksi: Donald P. Tick, Kepala Pusat Dokumentasi Sejarah2 Kerajaan di Indonesia (PUSAKA), Vlaardingen, The Netherlands

Tidak ada komentar:

Posting Komentar